Sunday, January 7, 2018

Elegi Belalang Bondowoso

Dengan setengah mengantuk dan penuh perjuangan demi membuat hati lega, saya memainkan jari-jari tangan saya diatas laptop yang sudah bekerja keras selama berminggu-minggu ini bersama saya. Perlu diberikan penghargaan luar biasa terhadapnya yang berjaga lebih dari 24 jam, bahkan ketika saya tertidur, ia tetap berjaga, menatap saya yang lupa mematikannya.
Beberapa minggu ini saya berubah menjadi Belalang Bondowoso. Insan yang tak tahu apa-apa dan hanya bisa melongo, bahkan melakukan hal-hal tak berguna saat dirinya tahu tugasnya banyak. Alibi mengatakan dalam hati kalau setiap orang butuh istirahat. Ya benar sih, saya memang menjalani hidup dengan sangat padat sampai-sampai untuk tidur saja rasanya tak cukup waktu. Banyak yang bertanya, "ndak capek kamu Gi? Kuliah, nyanyi, pelayanan, latihan, begadang ngerjain tugas, masih meluangkan waktu untuk jalan sama temen juga?"
Ya capek, tapi kan bahagia. Kata mama saya banyak mengeluh. Toh resolusi tahun baru saya itu supaya tak banyak mengeluh. Tapi sebenarnya selama ini kan saya ngeluhnya beda, ngeluh sadar. Di antara keluh itu, tersimpan pikiran yang sebenarnya sadar apa yang telah saya pilih dan kalau diberi kesempatan untuk mengulang waktu, ya tetap tahu apa yang akan dipilih, ya sama.
Tak ada yang salah dari kegiatan saya yang padat. Tak ada yang salah pula dari kuliah yang saya ambil. Orang-orang di sekitar saya pun tak salah. Terkadang ya sikap saya sendiri yang salah. Sudah tahu ada tugas bla bla bla, masih saja menunda.
Prinsip baru saya "right here, right now" malah dijadikan tameng supaya bisa mengerjakan yang dipikir lebih menyenangkan. Haduh, gi, mbok tobat gi..
Ya itulah saya merefleksikan diri sebagai Belalang Bondowoso. Mengerjakan seribu candi dalam semalam. Mengerjakan satu artikel dalam semalam. Padahal harusnya kan bisa selesai dari dahulu kala, Bengong seperti belalang. Mudah-mudahan setelah ini saya bisa mengatur waktu dengan lebih baik ya.
Selamat menempuh liburan setelah ujian!!

Tuesday, January 2, 2018

Awal ke akhir; Perjalanan filsafat (Refleksi Filsafat Ketiga)

"Musuh filsafat adalah berfilsafat yang tidak sesuai dengan ruang dan waktunya. Jangan coba-coba berfilsafat jika hanya setengah-setengah."

Sehari Menjadi Asisten Profesor: Iceberg or Volcano (Refleksi Filsafat Kesembilan)


"Sama seperti gunung api, jika kita hanya terus mengajar dan belajar tentang hal-hal formal, maka masalah-masalah pendidikan ini akan dapat meletus seperti gunung api."

Kuliah pertama bersama Pak Direktur; The Critic of purism (Refleksi Filsafat Kesebelas)

"Membaca tanpa mengerti maka belalanglah diriku"

Monday, January 1, 2018

Menembus ruang dan waktu; kuliah terakhir bersama Pak direktur (Refleksi kuliah filsafat ketigabelas)

"Manusia itu harus tiada henti-hentinya menuntut ilmu, sesuai dengan ruang dan waktunya."

Kuliah Sambil Berdiri (Refleksi Filsafat Kesepuluh)

"Masalah pendidikan ini semakin hari semakin berpotensi untuk menjadi bom waktu, yang akan meledak jika tidak ditangani dengan cepat."

Merinding (Refleksi Filsafat ketujuh)

"Sehebat-hebat gerakanku tidak bisa mengejar tulisanku. Sehebat-hebat tulisanku tak kan bisa mengejar perkataanku. Sehebat-hebat perkataanku, tak kan mampu mengejar pikiranku. Sehebat-hebat pikiranku tidak mungkin mengetahui semua relung hatiku."

Thursday, December 28, 2017

Sebenar-benar filsafat adalah penjelasanmu sendiri (Refleksi Filsafat kedelapan)

"Orang yang maju perang dan ia berani mati, jika ia benar-benar mati, ia tidak merasa kalah. Kalau orang maju perang sudah ketakutan, walau menang tetap ketakutanlah dia. Itulah pentingnya sugesti."

Memaknai wadah dan isi (Refleksi Filsafat keenam)

"Barang siapa mencari kecantikan yang dapat keburukan. Mencari kekayaan dapat melaratnya. Setinggi-tinggi berpikir itu adalah pengambilan keputusan. Orang dikatakan cerdas ketika bisa mengambil keputusan."

Bagaimana menjelaskan apa yang kamu pikirkan kepada orang lain dan memahami apa yang diluar pikiranmu (Refleksi Filsafat Kelima)

Sebenar-benar diriku adalah tidak dapat mengerti segala sesuatu
-socrates.

Terbiasa dapat nol (Refleksi Filsafat keempat)

“Gengsi dapat 0? Saya memang sengaja membuat nilaimu 0 supaya gengsimu hilang. Tak boleh ada gengsi di sini. Cari ilmu tak perlu gengsi.”

Tuesday, October 17, 2017

Belajar filsafat dari nol (Refleksi Filsafat Kedua)

"Belajar filsafat harus mulai dari nol. Kalau sudah sombong sulit belajar filsafat. Semakin bingung semakin baik. Kacau pikiran itu pertanda akan mendapat ilmu. Kalau damai di dalam pikiran berarti tidak berpikir." 

Mengenal Filsafat Ilmu; Sulit Karena Tak Kenal? (Refleksi Filsafat Pertama)

"Tiadalah ilmu jika tak ada pertanyaan. Sebenar-benar ilmu adalah pertanyaan. Jika kita mengabaikan orang yang bertanya maka matilah ilmunya. Apa semua bisa ditanyakan? Bisa. Tetapi ketika muncul pertanyaan normatif harus melihat situasi dan kondisinya, ruang dan waktunya."